"Ya, Pak. Benar ini infonya. Saya serius. Baru saja. Tolong ke rumah sakit sekarang, ya, Pak! Segera!"
"Ya ... ya. Saya berangkat."
Panggilan berakhir. Aaron mengucap rasa syukur. Ia sampai berkaca-kaca matanya karena haru.
Segera Aaron mengganti pakaian dan memakai jaket. Langkahnya lalu dengan cepat bergerak menuju rumah sakit.
Mobil Aaron dikemudikan dalam kecepatan normal. Meski buru-buru, tapi ia tetap tenang. Sungguh, ia pintar sekali dalam mengendalikan emosi.
Beberapa saat melaju di jalanan yang cukup ramai meski sudah malam jelang jam tidur, Aaron akhirnya sampai juga di rumah sakit. Ia segera memarkir mobil mewah di basement.
Kaki Aaron melangkah mantap nan cepat. Ia sungguh sudah tidak sabar hendak bertemu dengan Savita.
Saat sampai, ada Bu Rimar yang sedang menantikan kehadiran Aaron. Ia tampak lega begitu melihat kedatangan sang majikan laki-laki.
"Pak ...."
"Aman, ya? Maksudnya sejak Bu Rimar menelepon saya hingga detik ini."