Aaron segera mendekat pada temannya. Tampak orang yang tadi menelepon itu sudah duduk manis bersama keluarga, seorang anak dan istri.
"Halo!"
"Halo! Senang bertemu denganmu, Aaron."
Aaron dan temannya saling berpelukan. Ini adalah pelukan khas laki-laki. Momennya berlangsung amat hangat.
"Ayo, silakan duduk!"
"Ya."
Istri dan anak temannya bergeser. Mereka memberi space pada sang CEO untuk bisa duduk dengan nyaman.
"Pesan dulu saja, ya."
"Oke."
Teman Aaron memberi tanda pada Waiter untuk mendekat. Tentu saja itu sekaligus dengan buku menunya.
Segera saja yang dipanggil menghampiri. Ia amat memperlihatkan sikap begitu amat melayani.
"Ini, ya, Pak. Silakan."
Aaron tidak langsung menerima buku menu yang diberikan. Masalahnya pandangan mata CEO Golden Hotel itu tertuju pada sesuatu yang amat mencuri perhatian.