Alice tertawa kecil. Sungguh, ia menertawakan kebodohannya.
"Ya ... ya. Maaf. Seharusnya aku tidak bertanya begitu."
"Ya. Simpan saja niat untuk menanyakan sesuatu yang bodoh!"
Aaron dan Alice tertawa bersama. Mereka sungguh larut dalam suasana yang amat menyenangkan ini.
Selian itu, Alice dan Liam juga tiba-tiba jadi membayangkan momen kebersaamaan dulu, saat masih bersama. Begitu ingat, mereka lantas menghempas jauh-jauh pikiran itu.
"Oh, ya, Dalam rangka apa ke sini?"
"Bertemu client, tapi sudah ditunda. Keputusannya baru saja. Jadi, kupikir lebih baik lanjut makan di sini saja."
Aaron mengangguk-angguk. Ia tampaknya mendengar dengan baik penuturan Alice.
"Betul itu. Anggap saja sebagai imbalan untuk perutmu! Pasti lapar karena sudah menghabiskan tenaga untuk ke sini."
Alice tersenyum nyaris tertawa.
"Ya. Apa yang kamu katakan itu benar. Oh, ya, kamu sendiri? Dalam rangka apa ke sini?"