"Ya sudah. Ayo! Bereskan semua barang sekarang!"
Alice melihat sekitar. Di mana-mana ada banyak barang menumpuk. Baju berserakan dan entah barang apa lagi di sana. Alhasil Alice menunjukkan wajah yang penuh dengan raut penolakan.
"Harus aku sendiri? Banyak sekali ini. Tidak. Kurasa aku tidak mau."
Liam akan marah, tapi ia berusaha meredamnya.
"Ya kalau bukan kamu lalu siapa lagi? Kita tidak bawa Asisten Rumah Tangga ke sini."
Alice menunjukkan gestur mengeluh. Pundaknya direndahkan. Ia lalu menyorot sosok Liam.
"Ya ada kamu. Jadi, Ayo, bantu juga!"
Alice menarik lengan Liam. Dengan cepat itu dihempas.
"Tidak. Aku harus ke depan. Mengurus kepulangan, mobil, juga memanggilkan bellboy."
"Liam ...."
Liam tidak peduli lagi dengan keluhan istrinya. Ia pergi tanpa memandang ke belakang.
Sungguh, Alice jadi sangat kesal. Ia ingin marah seperti monster. Jadi, sekarang mau tidak mau Alice harus mengerjakannya.
"Astaga! Menikah dengan laki-laki kaya rasanya tidak mengubah hidupku."