"Baiklah. Selamat! Ibu Rimar diterima."
Ibu Rimar tampak senang dan bersyukur. Ini juga sama seperti yang dirasakan Orang Kepercayaan.
Sementara itu, Savita tidak mengerti dengan rencana suaminya. Aaron melihat ini dan seolah mengatakan akan memenuhi janji untuk bercerita. Ya, terlihat dari sorot matanya.
"Terima kasih, Pak. Terima kasih banyak."
"Ya. Sama-sama. Nanti Bu Rimar tinggal di salah satu kamar. Biar bawahan saya ini yang urus. Ya, Pak?"
Orang Kepercayaan menanggapinya dengan anggukan.
"Ya, Pak. Siap."
Bu Rimar Masih senang. Rasa itu seperti sulit hilang dalam waktu cepat.
"Jadi, apa saja yang perlu saya lakukan?"
"Jaga Savita saja. Setiap hari, tapi tidak 24 jam. Itu juga selama saya bekerja atau pergi ke luar."
"Siap, Pak."
"Savita ini harus pakai kursi roda selama kehamilan. Pun, dia harus bed rest. Jadi, apa-apa harus dibantu. Kita yang harus tanggap."
"Baik."
"Nanti, kalian mau libur, boleh. Izin jauh-jauh hari, ya! Sebulan sekali saja."
"Ya, Pak."