"Aku tidak mau, Aaron. Jangan paksa aku untuk memakannya apalagi menghabiskannya!"
Aaron pasrah. Ia meletakkan kembali piring yang sudah ada di tangannya.
"Jadi, kamu mau apa? Biar kubelikan sesuatu di luar. Kita akan lakukan ini sembunyi-sembunyi."
Savita antusias. Meski begitu, ia tidak tampak norak saat merespon.
"Emhh ...."
Savita berpikir cukup lama. Aaron sendiri malas dengan keadaan ini. Jadi, ia perlu bertindak.
"Burger? Pizza? Ayam?"
"Ah, yang pertama."
"Baiklah. Tunggu sini dan jangan turun sekalipun dari tempat tidur!"
"Oke."
Pandangan mata Aaron masih belum bisa lepas dari istrinya. Ini berlangsung sesaat, sampai ia melewati akses utama.
Sejujurnya Aaron tidak bisa tenang. Masalahnya Savita sendirian di sana. Namun, mau bagaimana lagi? Ia tetap harus berangkat agar Savita mau makan. Mungkin juga ini keinginan bayinya.
Untung saja ada restoran dekat rumah sakit yang menjual burger. Rasanya juga Aaron tahu, cukup enak.