"Oke. Baiklah."
"Ya sudah. Kalau begitu saya pergi dulu, kembali ke tempat kerja. Oh, ya, mau minum apa, Pak?"
Aaron berpikir dengan cepat.
"Kopi boleh. Gulanya harus pas."
"Baik, Pak. Permisi."
"Ya."
Sekretaris meninggalkan ruang CEO. Ia membuat Aaron sendiri sekarang. Suami Savita itupun duduk di kursi yang tersedia sekarang.
Sementara itu di unit apartemen yang disewa, Savita sedang berjalan seperti setrika. Dia ini sedang memikirkan cara bagaimana bisa cepat bebas dari Aaron.
Setelah sekian saat berjuang, Savita akhirnya menemukan solusi terbaik. Ia tampak senang dan bersemangat untuk segera mengeksekusinya.
Semua diawali dari niat dalam hati. Savita harus menyingkirkan dulu semua rasa benci. Ia harus fokus pada perubahan.
Meja rias dihampiri. Di sini Savita memperbaiki tatanan rambutnya. Ia juga make up.
Savita juga memakai parfum. Ia lalu mencoba untuk berisikan ceria seperti biasa.
"Oke. Aku tinggal menunggu Aaron pulang dan melakukan langkah kedua."
