"Tenang, Savita! Tenang! Tidak ada yang akan membuangmu. Kamu aman di sini."
"Bohong! Kamu jahat! Kamu orang jahat!"
Aaron sudah sampai di tempat tidur. Ia tinggal menangkap Savita saja.
"Tidak. Aku tidak bohong. Kamu aman. Jadi, jangan takut!"
Savita geleng-geleng kepala. Ia menolak bujukan Aaron.
"Ayo, sini! Biar aku peluk dan kamu bisa tenang."
Aaron merentangkan tangan. Ia siap memberikan kehangatan sekaligus rasa aman pada istrinya.
"Tidak! Jangan!"
Savita berhasil bangkit dan meninggalkan tempat tidur. Ia berjalan makin menjauhi Aaron.
Langsung saja ia dikejar. Sayang, Savita masih lihai. Jadi, Aaron harus terus berusaha membuat istrinya tenang.
"Sini, Savita! Jangan takut, ya! Aku tidak akan melukaimu. Sungguh, kamu aman."
Savita menampakkan jari telunjuknya. Ia memberikan peringatan agar Aaron tidak semakin mendekat.
Savita menangis, histeris. Aaron semakin bingung dengan sikap istrinya yang labil dan emosional ini. Ia frustrasi juga.