"Tolong jaga Savita! Aaron harus pergi dulu sementara waktu ini."
Aaron pergi. Ia sungguh membuat Mama Savita jadi geram. Ya, menyayangkan tindakan sang menantu.
"Lihat dia! Bukannya ada di sini, justru pergi entah ke mana. Tidak jelas!"
Papa mengelus-elus pundak Mama. Ia berusaha menenangkan.
"Sabar, Ma! Aaron perlu menenangkan diri juga. Tidak mudah baginya menerima kejadian buruk juga Savita yang mengalami trauma."
Mama tidak berkata apapun lagi. Mungkin ia merasa omongan suaminya memang benar.
Soal orangtua Aaron, mereka sedih, terutama sang Mama. Meski begitu mereka tetap tabah dan tidak marah saat sang anak jadi sasaran kemarahan mertuanya.
Setelah sekian saat, Dokter keluar juga. Di belakangnya ada Suster yang mengikuti.
"Bagaimana, Dok?"
Bibi yang ikut khawatir lantas mendekat pada Mama. Ia hendak menanyakan juga kondisi Savita.
"Ya, Dok. Apa Savita baik-baik saja?"