"Ayo, duduk, Pa, Ma!"
Savita mengarahkan mertuanya itu dengan tangan. Body language ini berarti sangat kuat.
"Ya, Savita."
Semua orang akhirnya duduk di sofa, berjejer juga berhadapan. Mereka siap berbincang sekarang.
"Jadi, bagaimana, Ma, Pa?"
Mama membenahi posisi duduknya. Ini merupakan ancang-ancang yang menunjukkan bahwa dirinya siap bicara."
"Begini, besok sempatkan untuk fitting, menengok kue pernikahan, dan test food!"
Aaron dan Savita sedikit terkejut.
"Besok? Cepat sekali, Ma?"
"Ya, memang. Lupa kalian? Resepsinya sudah dekat, sangat dekat."
Savita mengecek kalender yang ada di smartphone. Aaron juga ikut mendekat untuk melihat.
"Oh, ya, Ma."
Aaron menunjukkan tanda-tanda hendak menanggapi perkataan sang Mama.
"Ya sudah. Kalau begitu besok, setelah pulang kerja, kami akan mampir ke beberapa tempat itu."
"Eh? Sepulang kerja? Tidak bisa. Mama sudah janji bahwa kalian akan datang sore. Malamnya di restoran Golden Hotel."