"Tetap tidak."
Aaron melipat kedua tangannya. Ia memberi penegasan soal keputusan sebagai suami. Jelas Savita tidak terima.
"Aaron ...."
Wajah Savita memelas dan ini terlihat menggemaskan. Sontak saja perlahan Aaron meleleh.
"Oke. Baiklah, tapi dijemput dan diantar olehku."
Savita menghembuskan napas berat.
"Sungguh? Harus begitu?"
"Ya. Mau, tidak?"
Savita menunjukkan wajah pasrah.
"Baiklah. Ya. Oke. "
Aaron senang. Dirinya merasa sudah menang. Ya, bisa mengendalikan istrinya.
"Ya sudah. Istirahat sana! Atau ... mau makan siang dulu?"
Savita tidak menjawab. Ia memilih untuk membetulkan selimut dan memejankan mata.
"Dasar!"
Aaron sendiri tidak mengganti pakaiannya. Ya, ia akan tetap pakai pakaian formal sampai jam kerja berakhir.
Aaron lantas pergi ke meja kerja. Ia membuka laptop miliknya dan bekerja dengan itu.
Yup, sesekali Aaron melihat ke arah Savita. Ia takut istrinya melakukan pergerakan berlebihan yang bisa mengganggu masuknya cairan ke dalam tubuh.