"Ya, Savita. Papa dan Mama akan kembali."
"Baiklah. Terima kasih sudah menjenguk, Pa, Ma."
Mama membelai kepala Savita. Ini amat penuh kasih sayang. Jadi, tentu saja Savita merasa aman dan nyaman.
"Sama-sama."
Papa dan Mama yang tengah duduk di kursi dekat ranjang lantas kompak berdiri. Mereka menunjukkan tanda pamit pada Aaron melalui body language. Langsung saja itu ditanggapi dengan cara serupa.
Papa dan Mama benar-benar keluar. Papa juga berbaik hati menutupkan pintu.
Sekarang hanya ada Aaron dan Savita saja, berdua. Sontak Aaron fokus pada istrinya.
"Bagaimana? Masih sakit?"
"Tidak usah sok peduli!"
Bel kamar berbunyi. Ini menunda kekesalan Aaron atas sikap sang istri. Ya, segera saja akses utama dihampiri untuk dibuka kemudian.
Aaron bisa lihat bahwa ada Bellboy di hadapannya sekarang. Ia lantas menunjukkan tanda-tanda siap merespon.