Alice menoleh pada sosok yang bicara barusan. Ya, Liam.
"Benar kata Liam. Kalian mengganggu saja malam-malam begini. Pergi sana!"
Tanpa berkata apapun, Savita memegang lengan Aaron. Ia mengarahkan suaminya untuk segera meninggalkan lokasi.
Aaron menurut. Meski begitu tatapan mata penuh emosi tidak lepas dari Liam juga Alice.
"Awas, ya, kalian! Sampai ada bukti, tidak akan kuampuni."
Savita mengencangkan pegangan pada lengan Aaron. Ini tanda agar suaminya itu meredam amarah. Tentu saja ia menurut pada istrinya.
Sementara itu, Liam dan Alice tidak berkata apapun. Mereka hanya menunjukkan ekspresi mengejek.
"Ayo, masuk, Liam!"
"Ya."
Beberapa meter dari kamar 130, Savita merasa dirinya harus bicara pada Aaron. Ya, sudah cukup berdiam diri. Savita berhenti yang otomatis menghentikan Aaron juga.
"Apa yang kamu lakukan, Aaron? Kenapa terlibat pertengkaran dengan mereka?"
"Ya Karena aku yakin merekalah yang ada di balik semua penyerangan terhadap kita."
"Apa buktinya?"