"Entahlah. Biar itu jadi kejutan untuk kita juga mereka."
Liam membika pintu kamar yang ditempuh dirinya dan Alice. Ia memberikan akses masuk pada sang kekasih lebih dulu. Setelah itu baru dirinya sendiri, sekaligus menutup pintu.
Sementara itu, Aaron dan Savita juga sudah sampai di kamar mereka. Kini tempat tinggal sementara itu sudah rapi, karena jelas sudah melalui proses make up room.
Masih, Savita tetap harus dipapah saat hendak menuju ke atas ranjang. Aaron sangat menjaga Savita dengan penuh kehati-hatian.
"Pelan-pelan! Awas!"
Savita mampu menempatkan diri di ranjang juga pada akhirnya. Aaron bersikap manis dengan cara menutup tubuh Savita dengan selimut.
"Mau kupanggilkan Dokter?"
Aaron mengambil ancang-ancang untuk pergi menuju telepon. Sayang, langkahnya dihentikan Savita dengan cara memegang bagian lengan.
"Tidak usah. Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kamu yang periksa, Aaron."
"Hmm, aku? Yang jatuh paling parah itu kamu, Savita. Sampai pingsan begitu."