Savita menunjukkan wajah frustrasinya.
"Bagaimana bisa ini terjadi, Aaron? Apa ada yang tidak suka dengan kedatangan kita di sini?"
Aaron lebih mendekatkan diri lagi pada Savita. Ia membelai kepalanya.
"Hei! Jangan katakan itu! Kamu hanya membuat dirimu sendiri over thinking."
Savita diam. Ia menghembuskan napas berat pada akhirnya.
"Tidak bisa, Aaron. Susah rasanya. Bukannya kamu punya pikiran yang sama denganku?"
Aaron terdiam. Ia sedang fokus menerka-nerka siapa dalang yang ada di balik 'terbius'nya Savita. Ya, ia punya pemikiran yang sama, tapi tidak boleh semakin membuat Savita berpikir macam-macam, bukan?
"Sudahlah. Jangan pikirkan itu lagi, ya! Sebaiknya kamu istirahat. Ya ... kalau tidak mau kita pulang karena kondisimu yang tidak memungkinkan."
Savita seketika tidak tenang. Ia agak panik mendengar omongan Aaron barusan.
"Tidak, Aaron. Jangan sampai itu terjadi! Baiklah. Aku akan istirahat."
Aaron mengecup dahi Savita. Ini semakin memberikan Savita ketenangan.