"Eh, Ma, Pa, masuk saja!"
Aaron lantas menoleh pada Savita. Perempuan itu sudah bangkit dan beringsut, hendak bersandar ke head board.
Sikap Savita ini membuat Aaron seketika menghilangkan kebingungan dan kekhawatirannya. Ia tahu istrinya memang sebaik itu.
Mendengar omongan Savita, Mama dan Papa sontak tersenyum. Mereka masuk ke dalam. Secara refleks Aaron juga melebarkan akses masuk. Pintu itu dibiarkan terbuka dan ia menyusul untuk bergabung dengan yang lain.
Mama dan Papa menempati kursi yang tersedia. Aaron harus mengambil kursi dan mendekat. Setelahnya, semua perhatian tertuju pada Savita.
Aaron sendiri sudah was-was. Ia malu pada semua orang, karena sudah pasti ulahnya akan dibahas. Ya, ulahnya yang membuat Savita sampai harus mendapat penanganan dari dokter.
"Bagaimana keadaanmu, Savita? Om dengar kamu sakit karena Aaron."
Deg! Papa akhirnya membahas. Aaron malu seketika. Ia sebenarnya berharap ini tidak akan dibahas lebih lanjut.