"Ya. Kita tetap harus pikirkan rencana-rencana untuk memisahkan mereka, Liam."
"Betul. Kita tidak akan biarkan mereka jauh lebih bahagia."
"Ya."
Sesaat Liam dan Alice terdiam. Entah kenapa rasanya tidak ada yang ingin memulai pembicaraan lagi.
Sampai akhirnya, Alice merasa dirinya perlu melakukan sesuatu. Ia lantas bangkit dari duduknya dan mendekat pada Liam.
Liam tentu saja bertanya-tanya soal hal apa yang akan dilakukan Alice sebenarnya. Meski begitu ia tidak langsung menanyakan, bersikap to the point, tapi mengikuti arus.
Alice memeluk Liam. Ia melingkari leher kekasihnya dengan kedua tangan. Tindakan ini persis seperti yang Karyawati tadi lakukan.
"Ago, kita main, Liam!"
Liam terkejut. Ia sedikit membelalakkan matanya.
"Sekarang, Alice?"
"Aha. Ya."
"Ee, ini sudah hampir jam pulang. Takutnya ada pekerjaan tambahan yang perlu kulakukan. Tidak enak rasanya kalau ruangan ini terkunci, padahal bawahanku sedang membutuhkan."