Savita melihat apa yang tertera pada layar smartphonenya. Ia bisa lihat dengan jelas, karena sudah sadar sepenuhnya, tidak lagi mengantuk.
"Baru pukul 6, Aaron."
"Oh, baiklah."
Aaron kembali menutup matanya. Ia tidur dengan nyenyak seperti bayi. Savita lantas bergeser sedikit dari posisinya, tapi memastikan bahwa dirinya tidak menekan Keponakan.
"Hei, Aaron! Kamu tidak kerja?"
Savita tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya itu. Ia segera mengguncang tubuh Aaron.
"Aaron!"
Cukup lama Savita harus begitu. Akhirnya Aaron mau membuka mata juga, meski raut malas ada di sana.
"Tidak, Savita. Aku mau minta hakku hari ini juga."
"Apa?! Tidak kerja gara-gara itu? Astaga!"
"Kenapa? Tidak masalah kurasa."
"Ya memang tidak masalah, tapi apa kamu sudah hubungi bawahanmu? Nanti seperti kemarin. Hmm, dihubungi saat sedang begitu."
Aaron seketika mendelik. Jiwanya sudah terkumpul 100 persen. Ia lantas bangkit. Dicarinya smartphone.