Savita yang gemas lantas mencubit pipi tembam anak Bibi itu. Keponakan semakin senang, melebihi yang barusan.
Bibi senang melihat anaknya berbunga-bunga seperti itu. Namun, di sisi lain, ia kasihan begitu ingat Savita.
"Maaf, ya, Savita. Bibi jadi tidak enak hati padamu."
Savita tersenyum. Ia meletakkan tangan di lengan Bibi.
"Tidak apa-apa, Bi. Sudahlah. Namanya juga anak kecil. Kasihan dia."
Bibi tetap menunjukkan penyesalan. Savita lantas fokus kembali pada Keponakan.
"Senang?"
Keponakan Savita mengangguk-angguk. Sementara itu, ternyata Aaron menyusul. Sontak kehadirannya jadi perhatian semua orang.
"Aaron ...."
Aaron tersenyum. Ya ... sebenarnya ia berusaha natural semaksimal mungkin.
"Malam, Bi! Halo, Keponakan!"
Aaron mengacak rambut Keponakan. Bibi lantas memperhatikan pakaian Aaron juga Savita. Ah, mereka sudah siap untuk ritual pengantin.
"Kenapa, Bi?"
"Tidak, bukan apa-apa. Bibi hanya merasa tidak enak hati. Sungguh. Ini malam pertama kalian."