Aaron membukakan pintu. Ia membiarkan istrinya masuk lebih dulu. Baru, ia segera menyusul, tapi memberikan pintu terbuka sedikit. Ya, karena koper Savita belum masuk.
Savita melihat-lihat kondisi kamar. Pasalnya sudah cukup lama dirinya tidak mampir atau berada di sini. Jelas ini jadi perhatian Aaron.
"Kenapa? Tidak ada yang berubah, bukan?"
"Hmm, kata siapa? Ada."
"Oh, ya? Apa? Aku sebagai penghuninya bahkan tidak meminta request apapun untuk perubahan."
"Ya itu ... banyak bunga-bunga."
Savita terkekeh. Ia menggoda Aaron sebenarnya. Aaron yang melihat sekitar juga jadi bertingkah sama seperti Savita.
"Itu memang didekor untuk pengantin."
"Ya ... ya. Aku mengerti."
Aaron memeluk Savita tiba-tiba. Ia mengagetkan istrinya.
Aaron tidak sedikitpun memberi Savita kebebasan rasanya. Ia memeluk makin erat, memaksa Savita menikmatinya.
Perlahan Aaron mengecup tengkuk Savita. Perempuan itu merasakan aliran darahnya berdesir.