Siapa sangka, mereka bertemu di satu titik. Pandangan kedua pasang pengantin tertuju pada sosok yang tidak lagi asing bagi mereka.
Begitu juga dengan keluarga. Mereka tidak sangka akan saling bertemu di momen ini. Memang, posisi mereka agak jauh, tapi cukup jelas untuk melihat satu sama lain.
Sesaat suasana jadi canggung dan penuh ketegangan juga keterkejutan. Sampai akhirnya ....
"Aarav ...."
"Zee ...."
Zee mamandang orangtuanya. Hatinya bergejolak, tapi ia harus lakukan ini. Entah apa yang dipikirkan orang-orang nanti.
"Ma, Pa, maaf, tapi Zee lebih suka Aarav."
"Hah?"
"Apa, Sayang?"
Di sisi lain, Aarav juga memandang keluarga, terutama orangtuanya. Sudah jelas, ia akan lakukan hal yang sama seperti Zee.
"Maaf kalau Aarav membuat malu, Ma, Pa, tapi ini sungguh tidak bisa dilanjutkan. Aarav punya pilihan lain."
"Hei!"
"Aarav!"
Aarav dan Zee segera berlari, bertemu di satu titik. Keluarga mereka saja sama-sama melongo, apalagi keluarga Savita dan Aarav.
"Zee ...."