Savita tersenyum simpul. Ia tidak terlalu ramah.
Meski Savita terkejut dengan kedatangan tamu yang tidak diduga, ia berusaha bersikap normal. Karenanya ia duduk segera di tempat yang kosong, tapi berjarak tentunya dari si Aarav.
"Ayo, selamat makan, Semua!"
Mama mengawali aktivitas di meja makan. Ia melayani suaminya. Setelah ini, Bibi dan yang lainnya mengikuti.
"Aarav, kamu ambil sendiri, ya. Sementara begini. Ya ... sebelum menikah dengan Savita nanti kalau jadi."
Pandangan semua orang tertuju pada Mama. Mereka tidak sangka kalimat itu akan keluar dari mulutnya.
Utamanya Savita, ia yang paling kena dampak dari omongan mamanya barusan. Savita sampai terbatuk-batuk dan harus minum beberapa teguk air lalu menenangkan diri.
Aarav menunjukkan kekhawatirannya. Sayang, ia mendapat respon buruk dari Savita. Ya, perempuan itu langsung menatap tajam bercampur tidak suka. Jadi, Aarav menarik diri dengan segera.
"Tidak apa-apa, Savita?"