Sikap Savita yang jelas menunjukkan bahwa dirinya tengah kelaparan itu mengundang rasa heran di benak semua orang.
Ya, para anggota keluarga itu langsung berkumpul begitu tahu Savita sudah datang. Savita sendiri tidak peduli dan amat fokus dengan makanannya.
"Hei, kenapa dia?"
"Pastinya kelaparan, Bu. Lihat saja!"
Semua orang memperhatikan Savita makin lekat. Bukan main! Savita makan dengan menampakkan kesan rakus yang amat jelas terlihat.
"Nak, pelan-pelan saja!"
Savita berpaling dari makanan sebentar. Ia mau melihat siapa yang bicara dengannya. Ah, ternyata itu Nenek.
"Hmm, ya, Nek."
Savita terus makan. Dalam sekejap, hampir semua makanan habis.
"Eh, sepertinya kurang, ya? Sebentar, Bibi ambilkan lagi."
Bibi sigap mengambil piring yang kosong. Ia pergi ke dapur, menghampiri panci berisi makanan. Ia lalu menuang secukupnya.
Bibi berlari kecil dengan makanan yang siap disajikan untuk Savita. Tentu saja, perempuan itu merasa senang dan antusias untuk segera menghabiskan.