"Ya sudah. Terserah! Kalau kamu mau minum, minum saja sendiri."
Aaron tetap memalingkan wajah. Pun, ia tidak bergeming.
Alhasil Zee makin kesal. Ia menghentakkan kaki sekali Lalu melangkah pergi.
Di langkah ke sekian, Zee berhenti. Ia membalikkan badannya dan siap untuk bicara pada Aaron. Ya, sekali lagi sebelum dirinya benar-benar pergi.
"Dia tidak akan pernah dapat restu dari mamamu, Aaron. Tidak akan pernah! Dan kamu akan kembali lagi padaku."
Suara heels Zee terdengar jelas, seolah menggema di ruangan yang cukup luas ini. Meski begitu, ini tidak mampu membawa pergi kekesalan yang bersarang dalam diri Aaron.
Aaron yang memegang gelas berisi tiga perempat air putih itu lantas makin kesal. Ia lempar gelas itu ke arah kiri dengan segenap tenaga bercampur amarah.
Prang!!
"Savita .... Kuharap kamu akan segera baik-baik saja. Maaf, aku tidak mampu untuk menjelaskan segala sesuatunya padamu sekarang."
Aaron benci dirinya sendiri. Sungguh, ia benci.