Untungnya di dalam pesawat Alice dan Liam bersama, duduk bersebelahan. Jadi, Alice bisa sigap membantu untuk Liam jika laki-laki itu membutuhkan sesuatu.
Sekian lama hanya duduk di pesawat, akhirnya Liam dan Alice smapai juga di tanah air mereka. Keduanya langsung naik taksi yang bisa ditemukan dengan mudahnya.
"Akhirnya, ya, Liam."
"Ya. Lega sunguh. Lelah juga."
"Ke mana, Nona?"
Alice agak terkejut dengan pertanyaan yang Sopir lontarkan. Sementara itu Liam biasa saja, tapi melihat langsung ke arah orang yang bicara.
"Eh, ya. Jalan saja! Nanti saya arahkan."
"Baik."
Taksi terus melaju. Kembali Alice dan Liam bermesraan di dalam taksi.
Alice memenuhi janjinya untuk mengarahakan. Ia melakukan itu dengan baik.
Beberapa saat berada di jalanan, Liam mulai curiga saat mendapati hal yang tidak biasa. Ini bahkan membuatnya sampai bangkit dari sandarannya di pundak Alice. Ia juga langsung melihat sekitar.
"Bukan jalan menuju rumahku, Alice. Ini seperti ...."