Alice keluar dari dalam taksi. Ia melangkah mantap menuju area dalam rumah sakit. Kakinya juga diarahkan untuk segera sampai ke ruang perawatan Liam.
Pintu dibuka. Alice bisa lihat Liam yang kondisinya sedang terbaring lemah. Dirinya juga babak belur.
"Hmm, belum sadar juga. Liam ... Liam."
Alice duduk di kursi dan memposisikan diri di samping Liam. Ia menggenggam tangan Liam.
"Sadar, Liam! Kita Akan tinggalkan Singapura setelah kamu sembuh. Ayo! Berusahalah."
Alice yang biasanya kuat kini menitikkan air Mata. Entahlah, ia merasa sendiri saja.
Siapa sangka, ada pergerakan lemah yang Alice rasakan. Ini berasal dari jari jemari Aaron.
Alice lantas mengusap air mata yang membasahi pipi. Ia memperhatikan dengan seksama tangan yang baru saja digenggamnya itu.
Benar saja, ada pergerakan di sana. Alice segera menekan tombol untuk memanggil dokter.
"Liam, sadar, Liam! Bangun!"
Alice terus mengguncang-guncang tubuh lemah Liam. Ia menunggu sampai Liam membuka matanya perlahan.