"Maaf, Tante, tapi yang Om katakan itu benar. Sebaiknya Tante pertimbangkan lagi keputusan ini," saran Aaron.
Mama Savita tidak berhenti menunjukkan wajah ketus.
"Ya. Tolong pertimbangkan, Kak! Kasihan Savita," imbuh Bibi.
Mama Savita menggeleng. Ini seolah penegasan atas sikap terakhirnya. Jelas semua orang jadi kecewa.
"Savita akan pulang sore ini juga. Keputusannya sudah bulat dan tidak boleh ada yang menentangnya," jelas Mama Savita.
"Astaga!" ucap Papa Savita, amat menyayangkan keputusan snag istri.
"Kamu ini harusnya dengarkan mereka," tambah Nenek, ikut protes juga.
"Tidak bisa, Bu. Kalau itu yang sudah diputuskan, ya itu," kata Mama Savita, tetap pada keputusannya.
Savita merasa kecewa dan sedih dengan keputusan yang dibuat Mama sendiri juga keadaan sekarang. Ia hendak mengatakan pendapatnya.
"Ma ...," ucap Savita lirih, memohon.
Mama mendekat pada Savita dan membelai kepalanya.