Aaron tersenyum mengejek. Ia lantas menoleh pada orang yang meneriakkan kata-kata itu.
"Terserah! Aku juga akan laporkan kamu dan Liam."
Aaron melanjutkan langkahnya bersama Orang Suruhan dan anak buah. Alice lalu menghentak-hentakkan kaki. Emosi benar dirinya.
Orang yang merupakan kekasih Savita itu akhirnya lenyap dari hadapan. Liam lantas sekuat tenaga mendekat pada Alice yang masih terikat. Liam begitu dengan cara merangkak.
Melihat Liam, Alice lantas memasang wajah penuh amarahnya. Ia menginjak tangan Liam yang hendak meraih tapi ikatan.
"Arghh!"
"Rasakan! Bodoh sekali kamu, ya, Liam! Bukannya menghindar dengan cara apapun, justru mengakui dan membawa serta diriku."
Liam mengibas-ngibas tangannya yang terasa sakit.
"Biar saja, Alice! Aku sudah kesal padanya. Apalagi saat aku ingat teman yang memukuliku gara-gara dia."
Alice menghentakkan kakinya. Kesal sungguh dirinya saat ini.
"Argh!"
"Sudahlah. Kita pikirkan cara lain untuk membuat mereka tidak bahagia."