"Aaron ...."
Alice bangkit. Ia didera rasa takut yang teramat sangat. Iapun bangkit dari duduknya.
Tangan Aaron sudah mengepal. Ia emosi berat. Kalau saja tidak ingat, ia pasti sudah kalap dan memukulnya.
"Jawab aku, Alice! Kamu ada di balik semua ini, bukan? Kamu bekerja sama dengan Liam."
Alice menggeleng mantap.
"Tidak, Aaron. Apa maksudmu? Hubunganku dengan Liam saja tidak akur sejak beberapa waktu lalu sampai saat ini."
"Bohong!"
"Tidak. Sungguh. Lihat saja! Bahkan saat dia datang ke sini untuk membawa paksa Savita, sama sekali dia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia bekerja sama denganku, bukan?"
"Karena itu tipu muslihatmu, Alice. Sudah jadi rahasia umum bagaimana liciknya kamu."
Alice emosi juga sekarang. Rasanya ia tidak mau kalah dari Aaron.
"Kamu saja yang tidak menyadari bahwa mungkin Liam punya perasaan lagi pada Savita. Apalagi hubunganku dengannya sedang renggang saat ini."