"Ya. Begini, aku sahabat Savita. Itu ... dia baru saja mengalami musibah di sini baru-baru ini. Mungkin kamu tahu?"
Resepsionis berpikir. Ia coba menemukan dan berharap itu benar dalam sekali kesempatan.
"Apa yang ditemukan di kamar 715, Nona? Yang dicurigai jadi korban pemaksaan kehendak."
Alice terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut Resepsionis. Apa maksudnya pemaksaan kehendak? Apa Liam sudah melakukan .... Ah, tidak! Ia harus fokus pada info tentang kejadian itu sekarang. Nanti ia akan tanyakan lagi pada Liam.
"Oh, ya, kamarnya betul, 715. Tapi ... pemaksaan kehendak? Memangnya sudah ditemukan bukti kalau dia jadi korban atas tindakan itu?"
"Emhh, itu hanya dugaan awal, Nona. Sebenarnya kami juga tidak tahu. Masalahnya, saat perempuan itu ditemukan, dia dalam keadaan sobek bagian atas pakaiannya."
Alice terkejut lagi saat ini, sungguh. Meski begitu ia harus tenang. Sebab, ia masih punya misi yang harus diselesaikan. Alhasil ia berpura-pura merasa simpati.