Di pertengahan jalan, smartphone Savita berdering. Pemiliknya melirik ke mana benda canggih itu disimpan. Aaron lantas segera mengeluarkan smartphone Savita.
Aaron membaca apa yang tertera di layar. Itu dari Mama Savita ternyata.
"Astaga, gawat!"
"Kenapa? Siapa itu?"
"Mamamu, Savita."
"Mama?"
"Ya. Tolong jawab ini! Jangan sampai mamamu curiga bahwa kamu sedang hilang ingatan!"
Aaron memberikan smartphone pada pemiiknya. Savita akhirnya mendapatkan itu juga setelah bersikap agak takut-takut. Panggilanpun direspon. Aaron siap mengawasi hal ini.
"Halo?"
"Savita! Apa kabarmu, Sayang? Kenapa tidak menghubungi Mama?"
"Kabar? Ya ... baik."
"Kalau baik-baik saja, lantas kenapa tidak pernah menghubungi Mama atau keluarga yang lain akhir-akhir ini? Mama khawatir berat."
Savita menoleh pada Aaron. Laki-laki itupun memberi petunjuk pada Savita untuk mengalihkan pembicaraan atau mengakhiri saja.
"Ee, Savita .... Savita ...."
"Apa, Nak?"