"Aku tidak percaya."
"Ya harusnya percaya, karena memang itulah kenyataanmya."
"Harus kutanya siapa untuk membuktikan kebenaran pernyataan itu? Liam?"
Aaron tertawa. Ini lebih ke mengejek perkataan Savita barusan. Jelas saja perempuan itu langsung mengernyitkan dahi.
"Liam tidak akan tahu. Dia sudah bukan kekasihmu saat itu."
"Dasar pembohong! Aku juga tidak akan percaya itu."
"Ya ... terserah sajalah. Nanti kamu juga tahu kalau ingatanmu sudah kembali."
Savita kembali menunjukkan wajah ketusnya. Kali ini bahkan lebih parah daripada tadi.
"Sudah sana! Akuau istirahat. Percuma saja bicara denganmu kalau tidak bisa membantuku. Tidak berguna!"
Aaron hendak membalikkan tubuh untuk pergi. Sebelum benar-benar meninggalkan ruang perawatan VIP beserta penghuninya, Aaron mengarahkan pandangan pada Savita.
"Akan kucoba bicara dengan Dokter nanti."
Aaron pergi tanpa melihat Savita lagi. Ia juga tidak menunggu kekasihnya untuk merespon ucapan barusan.