Alice menunjukkan wajah malas menanggapi.
"Apa itu penting sekarang? Bukannya kamu lebih asyik menghabiskan waktu dengan teman-temanmu itu?"
"Alice, jangan marah-marah begini! Cepat beritahu di mana kamu sekarang?"
"Lalu kenapa? Kamu akan menyusul ke sini?"
"Ya ... mungkin saja."
"Jangan! Tidak usah! Aku ke sini karena mau menenangkan diri dan menjauh dari kamu yang sama sekali tidak peduli denganku."
"Lho, Alice! Lebih baik sudahi amarahmu itu. Atau ... Savita mungkin akan kembali lagi padaku."
Alice terkejut. Ia mendelik. Untung saja bola matanya tidak sampai copot.
"Hei, apa maksudmu?"
"Baru saja Savita meneleponku. Aneh, tahu, Alice. Dia mengannggap aku ini masih kekasihnya. Apa lagi itu? Emhh, ya, orang-orang katakan bahwa dirinya lupa ingatan."
Alice memejamkan matanya sesaat. Ini ekspresinya karena sudah tahu lebih dulu daripada Liam.
"Itu karena Savita hilang ingatan."
"Apa?! Serius? Jadi, benar yang dikatakan ya itu? Dia kecelakaan?"