Aaron memasang wajah sedihnya.
"Maaf, Savita. Ini tidak seharusnya terjadi. Aku lalai menjagamu."
Aaron memasang wajah penuh penyesalan sekarang. Ia lalu menggenggam tangan Savita yang dipasang alat.
"Aku akan selalu ada di sini untukmu, Savita."
Aaron memandang wajah Savita sesaat. Ia lalu keluar ruangan.
Di depan ICU, Aaron segera mengoperasikan smartphonenya. Mamanya harus tahu perkembangan terkini soal Savita.
Untung saja Aaron tidak perlu menunggu lama. Mamanya tergolong cepat tanggap.
"Ya, Aaron? Ada apa?"
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Ma. Savita baik-baik saja. Sekarang tergolong meningkat perkembangannya."
"Oh, ya? Baguslah!"
"Aarin sudah masuk tadi, Ma. Ya ... meski Savita belum sadar dan penjenguk hanya terbatas 1 orang saja."
"Oh. Jadi, sudah bisa dijenguk, ya? Mama ikut senang mendengarnya."
"Doakan terus, ya, Ma. Nanti Aaron kabari lagi kalau ada perkembangan terbaru."