"Aku mandi dulu. Kamu juga. Setelah itu, Ayo, kita akan ke kamar Papa."
"Baiklah, Aaron."
Aaron pergi. Ia meninggalkan Savita yang langsung menutup pintu.
Kurang lebih setengah jam kemudian, Aaron kembali lagi ke kamar Savita. Ia mengetuk beberapa kali dan sabar menunggu seperti tadi.
Tidak lama berselang, Savita muncul. Ia tampak segar dengan make up simple. Iapun memakai pakaian santai, tapi pantas.
"Siap?"
"Ya. Ayo!"
"Oke."
Aaron berjalan berdampingan dengan Savita. Ini tentunya setelah perempuan itu menutup pintu lebih dulu.
Jujur, Savita tidak tenang. Detak jantungnya terasa lebih kencang. Maklum, ini pertemuan pertamanya dengan pimpinan keluarga Aaron.
Aaron membukakan pintu. Ia tidak perlu mengetuk lebih dulu.
Sayang, kebahagiaan yang direncanakan tidak terwujud. Ini karena Aaron dan Savita menemukan Alice di sana. Saat ia menoleh, di tangannya ada gelas.
"Hai, Aaron, Savita! Ayo, bergabung!"