"Tentu saja. Pasti."
Mobil Aaron terus melaju dalam kecepatan normal. Aaron tidak pernah menegur bellboy sedikitpun untuk mengemudi dalam kecepatan yang lebih. Ini karena ia mau sampai dengan selamat.
Sementara Aaron masih dalam perjalanan menuju bandara bersama Savita, Alice sudah di pesawat sekarang. Ia bahkan hampir mendapat di Changi.
"Aku bahkan tidak tahu jam keberangkatanmu, Aaron, tapi kuyakin aku akan sampai lebih dulu. Bersiap-siap untuk sebuah kejutan!" Batin Alice sambil melihat gumpalan awan-awan.
Tidak lama kemudian, pesaawat yang ditumpangi Alice landing juga. Bersamaan dengan ini, Alice semakin memantapkan hati untuk menjalankan misi.
"Maaf, Aaron, tapi aku tidak terima kalau kamu bahagia sedang aku tidak," batin Alice lagi sambil menyusuri Changi yang amat luas itu.
Alice merasa smartphonenya bergetar. Ia mengecek siapa yang menghubungi dengan cara melihat nama yang tertera di layar.