"Tidak. Aku hanya heran saja. Kalau Savita keguguran, harusnya hubungannya dengan Aaron semakin rusak, tapi ini kebalikannya."
"Entahlah, Liam."
Liam dan Alice sesungguhnya sama. Alice sudah cemburu saat di restoran kemarin. Sekarang Liam juga mulai berpikir tentang kehilangan Savita.
***
Savita sudah memarkir mobilnya di halaman depan sebuah butik khusus jas laki-laki. Ia masuk dengan yakin dan langkah mantap.
"Selamat pagi, Nona!"
Savita tersenyum, membalas senyum yang diutas staf di sana.
"Selamat pagi!"
"Ada uang bisa dibantu?"
"Tentu. Aku sedang cari jas laki-laki yang semi formal. Mungkin warnanya biru tua. Ya ... kupikir bagus."
"Baik. Ada di sebelah sana, Nona. Silakan."
Staf mengarahkan ke salah satu sudut. Di sana memang khusus jas semi formal dengan berbagai warna.
"Boleh dilihat, dipilih-pilih dulu."
"Ya."