"Ya? Ada apa?"
"Oh, ini ... mau memberikan pesanan Savita."
Teman Alice menperlihatkan paper bag yang tampak berat itu.
"Ini saja. Tidak ada yang lain."
"Ah, baiklah. Duduk dulu dan kupanggilkan Savita."
Aaron mengambil ancang-ancang untuk masuk ke dalam, bergeser dari ruang tamu.
"Ee, tidak perlu. Kalau begitu titip saja."
Teman Alice menyerahkan paper bag. Aaron menerima dengan senang hati.
"Baiklah. Kusampaikan, ya, nanti. Dia masih sibuk siap-siap. Eh, ada pesan ini?"
"Tidak ada. Sampaikan saja kalau pesanannya sudah datang. Pembayarannya sudah lunas."
"Oh, baiklah."
"Ya sudah, Aku langsung pulang. Terima kasih, ya ... siapa?"
"Aaron."
"Oke. Terima kasih, Aaron."
"Ya. Sama-sama."
"Mari."
Aaron menanggapi dengan anggukan saja. Teman Alice lantas pergi. Sesaat Aaron mengikuti jejak langkah kepergiannya. Ya, mengamati.
Aaron lalu duduk kembali. Ia meletakkan paper bag berisi pesanan Savita itu di atas meja.