Savita mengambil wadah. Ia hendak mengisinya dengan beberapa buah gulab jamun. Pasalnya, salah satu manisan buatan Nenek ini terlihat sangat menggiurkan.
Begitu dapat, Savita memasukkan gulab jamun ke dalam mulutnya. Ia mengunyah dengan baik sampai terus memasukkan satu persatu hingga habis.
Tingkah Savita ini rupanya jadi perhatian Mama. Perempuan paruh baya itu menghampiri Savita begitu melihat anaknya mengambil ancang-ancang untuk menambah.
"Eh, tidak, Savita! Jangan ambil lagi! Nanti saja, ya! Tamu-tamu kita bahkan belum mencobanya."
"Yah, Ma."
Savita menperlihatkan wajahnya yang cemberut. Ia merengek, tapi Mama tidak bergeming.
Mama meninggalkan Savita setelah menunjukkan body language melalui gerakan tangan, berarti 'tidak boleh'. Savitapun terpaksa meletakkan wadah ke wastafel.