Aaron bersiap-siap di kamar, di mana Savita bisa menyaksikannya secara langsung tanpa sensor. Aaronpun melakukannya dengan santai, seperti merasa tidak masalah kalau Savita melihat.
Siapa sangka, lama-lama tindakan Savita diketahui juga oleh Aaron. Laki-laki itu meliriknya, membuat Savita secepat kilat mengubah sikap.
Aaron yang bisa menangkap hal itu hanya bisa tersenyum, hampir menertawakan. Ia geleng-geleng kepala lalu melanjutkan aktivitasnya lagi.
Sama seperti saat menyegarkan diri tadi, Aaron juga tidak butuh waktu lama untuk ganti pakaian, menyisir rambut, memakai sepatu, juga menyemprot parfum.
Begitu siap, Aaron menghadap Savita. Ia sudah seperti seorang anak yang hendak berangkat sekolah saja.
"Aku pergi, ya. Jaga dirimu baik-baik. Kalau perlu sesuatu, kamu bisa hubungi aku atau siapa saja, staf hotel atau bodyguard di luar."
"Oke. Selamat bekerja, Aaron!"
"Baiklah. Terima kasih untuk dukunganmu."