Waktu terus bergulir. Perlahan rasa kantuk mulai menghinggapi Aaron juga. Iapun tertidur dengan posisi duduk di kursi.
Tentu saja, dengan gaya seperti itu dan tempat yang tidak nyaman, Aaron tidak bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa kali ia nyaris terjatuh dan harus segera mengamankan diri.
Waktu bergulir lagi. Tidak terasa hari sudah berganti. Pagipun datang.
Aaron mengerjap-ngerjapkan mata juga meregangkan tubuh. Pandangannya lalu tertuju pada beberapa orang di depannya, berjarak beberapa meter.
"Wartawan! Shit!"
Aaron segera masuk ke dalam ruang perawatan Savita. Sungguh, ia sudah mengejutkan perempuan itu, membuatnya otomatis terbangun.
Aaron mengunci pintu. Ia juga menutup tirai rapat-rapat. Setelahnya ia baru menengok Savita.
"Ada apa, Aaron?"
"Wartawan. Mereka di luar sana."
Savita membelalakkan mata.
"Astaga! Bagaimana ini, Aaron? Aku takut terekspos. Bagaimana kalau keluargaku sampai tahu?"
"Tetap tenang, Savita! Biar aku yang urus."