Saat makan, Savita bisa bersikap layaknya orang normal pada umumnya. Tidak tampak sedikitpun raut kesakitan. Betapa hebatnya dia.
Pun, saat harus bangkit untuk istirahat di kamar, Savita masih kuat. Sungguh, tidak ada seorangpun dari anggota keluarga yang curiga.
"Arghh!" ringis Savita ketika ia membungkuk untuk mengambil sisir yang jatuh.
Savita memandang wajahnya di cermin. Efek make up itu sudah agak berkurang seiring berjalannya waktu.
"Kamu harus kuat, Savita, harus," ucap Savita, menguatkan diri sendiri.
Savita membersihkan wajahnya dari make up itu. Ia lanjut memakai krim malam kemudian.
Begitu selesai, Savita beranjak menuju tempat tidurnya. Lelah sekali rasanya. Alhasil dalam waktu singkat, Savita sudah lelap.
***
Smartphone dioperasikan. Savita mencari kontak sekretarisnya, menekan tombol panggilan, lalu harus menunggu sebentar.
"Halo! Ya, Nona? Ada apa?"
"Ee, begini, kurasa aku harus istirahat beberapa waktu di rumah. Tolong urus semua pekerjaan sementara!"