"Itu bukan urusanmu, Alice!"
Alice mendekat pada Aaron.
"Oh, ya? Bagaimana kalau aku menjadikannya sebagai sebuah pilihan?"
Alice kembali pada Savita. Ia menariknya, memaksa bangkit dari kursi lalu membawanya. Ini juga setelah dirinya mengambil gunting yang sempat ia buang.
Savita ketakutan. Aaron jadi emosi lagi.
"Apa-apaan kamu, Alice! Berhenti bertindak konyol! Lepaskan Savita!"
Aaron mendekat, tapi Alice makin mengancam. Gunting sempat diarahkan pada Aaron.
"Kamu pilih mana, Aaron? Leher Savita? Perutnya? Atau memberikan bukti itu?"
Liam datang. Ia bisa saksikan Alice yang tengah bekerja. Karenanya ia mengurungkan niat untuk ikut bergabung di dalam. Namun, ia tetap memposisikan diri di tempat yang pas, agar tetap bisa memantau.
"Hmm, Alice rupanya sudah bisa menggantikan posisi Aaron denganku. Lihat! Betapa nekatnya dia hanya karena ingin membantuku. Luar biasa!" tutur Liam lirih.
