"Apa?! Tidak ... tidak, Dok. Terima kasih. Baiklah. Pemeriksaan sudah selesai, bukan? Kami pulang dulu."
Liam menarik tangan Alice. Mereka harus segera pergi dari ruang praktek dokter ini. Kalau tidak, Alice pasti akan punya permintaan aneh lagi.
"Tapi Liam ... aku belum selesai bicara."
Liam memegang lagi tangan Alice yang sempat dilepas. Ia mencengkeramnya erat kini.
"Sudah, Alice. Kita sudah cukup menghabiskan waktu di sini. Mari, Dokter. Kami pulang."
Dokter yang sedari tadi hanya bisa diam mematung bercampur bingung itu berusaha tersenyum.
"Ya. Sama-sama, Pak."
Alice terpaksa menuruti keinginan Liam. Ia keluar dengan wajah yang tampak amat sangat kesal.
"Seharusnya kamu diam saja dan tunggu aku selesai konsultasi dengan dokter."
"Konsultasi kehamilan? Kita bahkan belum menikah."
"Ya apa salahnya kalau konsultasi sekarang? Huh!"
Alice yang kesal parah itu secara refleks mendorong kursi roda. Liampun meluncur meski tidak terlalu kencang.
"Eh, Alice! Hei!"