Savita memperhatikan wajah susahnya. Ia tersenyum kemudian, tapi pedih.
"Punya anak dari hubungan di luar nikah? Paksaan pula."
Aaron sedih mendengarnya.
"Jadi, kamu tidak bahagia?"
Savita melepas genggaman tangan Aaron.
"Entahlah. Aku tidak tahu. Yang kupikirkan sekarang hanya soal keluargaku. Bagaimana kalau mereka tahu, Aaron? Seperti apa reaksi mereka? Apa aku sanggup menghadapinya?"
Savita menangis. Ia memalingkan wajah dari Aaron. Makin lama ia makin terisak.
Aaron sigap bersikap. Ia menuntun Savita untuk meluapkan kesedihan di pelukannya. Alhasil untuk sesaat Savita bertahan dalam posisi itu. Ya, sampai ia puas dan menyeka air Mata.
"Kamu harus memberitahukan ini pada keluargamu. Katakan saja memang aku yang menghamilimu! Aku pastikan akan bertanggung jawab."
"Tidak semudah itu, Aaron."
"Baiklah. Kalau begitu biar aku saja yang memberitahukannya."
Savita menatap tajam Aaron.
"Tidak! Jangan lakukan itu sampai aku siap!"