Nata berdiri di depan pintu apartemen tetangganya. Dia tidak yakin apakah hal yang dia lakukan ini sudah benar atau belum tetapi karena seniornya menyuruh bahwa dia harus mencoba lebih dulu tidak peduli hasilnya nanti, dia pun berada di sini dan meyakinkan diri untuk mengetuk pintu di hadapannya itu.
Setelah ber menit-menit hanya berdiri diam dengan tangan yang berusaha untuk mengetuk pintu, tetapi hanya berakhir melayang di udara, dia pun mengumpulkan semua keberanian yang berjajaran dalam tubuhnya menjadi satu sampai dia berhasil untuk mengetuk pintu tersebut.
Setelah mengetuk pintu tiga kali dan menunggu beberapa saat sang pemilik apartemen pun akhirnya membukakan pintu dan menatap dirinya penuh tanya. Dari tatapannya sudah jelas seakan-akan dia bertanya 'ada apa?'.
"Aku ingin bicara denganmu," ujar Nata langsung pada intinya karena dia tahu tidak ada gunanya berbasa-basi pada saat-saat seperti ini.
