"Dara."
Panggilan itu membuat langkah Dara terhenti. Dia dalam perjalanan kerja, baru saja dia turun dari bus dan perlu berjalan beberapa menit menuju toko.
Dara menoleh dan melihat siapa yang memanggilnya. Namun begitu dia tahu siapa orangnya, Dara menghela napas lelah. Tidak senang dengan kehadiran sosok itu di sekitarnya.
"Ada apa?" tanya Dara ketus.
Dia tidak berpikir dia sanggup berpura-pura ramah di hadapan laki-laki tersebut. lagi pula dia tidak memiliki alasan untuk bersikap demikian dihadapan mantan kekasihnya. dia sudah mendapatkan berbagai macam penderitaan gara-gara laki-laki itu sehingga dia tidak memiliki kewajiban apapun untuk menghormatinya lagi.