"Kau masih belum menemui gadis itu?" Mikari bertanya. Malaikat dengan rambut panjang yang indah itu berdiri bersandar pada ambang pintu. Tangannya menyilang di depan dada. Dia memperhatikan Nata yang sedang rebahan di atas ranjang dengan pandangan kosong menatap langit-langit kamarnya.
Nata sudah mirip dengan manusia biasa. Seperti manusia-manusia yang tidak memiliki semangat hidup, tidak tahu arah tujuan hidup mereka, dan tidak memiliki hal yang bisa dilakukan. Pandangannya yang kosong itu benar-benar membuatnya tampak seperti seorang yang kehilangan tujuan hidup.
Sosok itu bangun dari rebahnya, duduk jangan malas-malasan dengan telapak kaki menyentuh lantai. Rambutnya acak-acakan dan pakaiannya kusut. Begitu juga wajahnya yang tidak ada bedanya dengan pakaian yaitu, kusut dan butuh disetrika.
Kemudian dia mengangkat wajah dan menatap seniornya yang sedang menatap dirinya sejak tadi. Dia berkata, "Aku akan menemuinya nanti. Saat dia pulang bekerja."
