Mikari mendelik pada juniornya itu. Mereka memang terbiasa berbicara seperti ini, Mikari juga terbiasa dengan Nata yang hanya serius pada saat-saat tertentu saja.
Namun sekarang juga harusnya dia serius. Mikari di sini sedang membahas tentang masa depan lelaki itu. Tetapi dia malah santai-santai saja. Dia juga mengusir Mikari dengan enteng seakan apa yang coba Mikari katakan padanya bukanlah hal yang penting.
Padahal ini soal masa depan Nata sendiri. Dia seharusnya bersyukur Mikari peduli dengan hal semacam itu. Kebanyakan senior hanya menjalankan tugas mereka tanpa menaruh kepedulian lebih kepada junior yang perlu mereka awasi.
Sosok seperti Mikari susah dicari. Nata sungguh harus bersyukur dengan kehadiran Mikari sebagai penanggung jawab hukumannya.
Sayang sekali lelaki itu bukannya bersyukur malah berpura-pura tidur dan mengabaikan Mikari. Mendadak Mikari merasa kepeduliannya tidaklah berguna. Apa dia memang tidak seharusnya mempedulikan junior yang satu itu?