Hari-hari yang ditunggu akhirnya tiba.
Dara sudah tidak memakai pembebat di kakinya. Dia membalut kakinya itu dengan kaos kaki lalu memakai sepatunya yang menutupi mata kakinya. Dengan telaten dia mengikat tali sepatu, membentuk pita di ujungnya. Kemudian menyelipkan pita itu ke dalam sepatu agar tampak lebih rapi.
Dia menatap pantulan diri di cermin yang terletak di dekat pintu apartemennya itu. Setelah memastikan penampilannya baik-baik saja, dia pun keluar.
Begitu mengunci pintu, dia menyadari ada sosok yang sedang berdiri memperhatikannya.
Nata.
Lelaki itu sudah juga sepertinya baru keluar dari unit apartemennya sendiri. Dia berdiri kikuk memandang Dara yang berpakaian rapi. Gadis itu bukan penggemar style yang berantakan dan bebas, tetapi kali ini dia memang tampak rapi dan sederhana dengan kemeja dan celananya yang hitam pekat itu.